penyair kabur dari pelarian sajak
yang pernah ia tulis pada selembar kertas
tentang kalimat yang belum juga usai ia khatamakan
sengaja ia tinggalkan alif sendirian
pada tegak sembilanpuluh derajat
menantang matahari
penyair tak bertanggung jawab
atas kata yang ia selipkan mantra surga
tujuh kembang ia taruh pada
pojok-pojok sahwat lelaki yang samasekali
tak pernah bersetubuh dengan rembulan
ia kecewa atas astaga bidadari
sendiri mengucap janji yang sepi
ia kehilangan birahi
sajak terakhir ia tulis
pada daun yang telah kering
dengan tinta darah yang sengaja ia alirkan
dari hati dan nestapa
yang menggali kematian
pada dinding hijau yang penuh lumut
sajak masih menunggu
penyair menuliskan lagi
tentang kembang tujuh rupa
tujuh sumur dan tujuh mantra abatasa
Langit Kendal, 09062013/ 21.54
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tubuh Matahari
tubuh matahari di matamu kuning langsat tetiba hadir di rumahku tanpa salam pun pesan kau terus menyediakan angan bagi pertapa yang kensunyi...
-
http://pixabay.com/en/age-aged-beverage-bottle-dark-20438/ aku curiga, jangan-jangan kau memang sengaja, memasukkan virus ke dalam bot...
-
Wiji Thukul (Surakarta, 23 Agusus 1963 - .... ?) Penyair haruslah berjiwa "bebas dan aktif", bebas dalam mencari kebebanar...
-
Presiden Soekarno dan Soeharto Sumber: Yayasan Cahaya Kita, Jakarta 1966 Tulisan ini adalah bagian dari otobiografi Tan Malaka ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar