Minggu, 09 Juni 2013

SAJAK YANG DITINGGAL PENYAIRNYA

penyair kabur dari pelarian sajak
yang pernah ia tulis pada selembar kertas
tentang kalimat yang belum juga usai ia khatamakan
sengaja ia tinggalkan alif sendirian
pada tegak sembilanpuluh derajat
menantang matahari

penyair tak bertanggung jawab
atas kata yang ia selipkan mantra surga
tujuh kembang ia taruh pada
pojok-pojok sahwat lelaki yang samasekali
tak pernah bersetubuh dengan rembulan
ia kecewa atas astaga bidadari
sendiri mengucap janji yang sepi
ia kehilangan birahi

sajak terakhir ia tulis
pada daun yang telah kering
dengan tinta darah yang sengaja ia alirkan
dari hati dan nestapa
yang menggali kematian
pada dinding hijau yang penuh lumut

sajak masih menunggu
penyair menuliskan lagi
tentang kembang tujuh rupa
tujuh sumur dan tujuh mantra abatasa

Langit Kendal, 09062013/ 21.54

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tubuh Matahari

tubuh matahari di matamu kuning langsat tetiba hadir di rumahku tanpa salam pun pesan kau terus menyediakan angan bagi pertapa yang kensunyi...