Senin, 27 Agustus 2012

MATINYA LELAKI DAN SEBATANG ROKOK


lelaki keparat itu terus saja menghisap abu
meski tak ada lagi putung yang tersisa

ia berjalan dalam gelap malam
menyusuri lorong jejak telapaknya sendiri
di bawah hujan ia tak bisa berkaca
meniup udara
 melukis awan hitam
tak sedikitpun ada yang jatuh

prahara jiwa gentayang mencari ruang tersakral
bangsat!! mati saja kau di tungku apiku
mendidih dalam cawan rindu gagakmu

di rimba aku menyesatkan diri
tanpa kompas atau isyarat matahari
terbakarlah kau wahai sebatang kenikmatan 
sesaat untuk selama


kau kira dengan menyiram kembang 
kau bisa memetik wanginya
hahaha. kau sama saja seperti kupu-kupu 
sesaat yang kan menjelma menjadi ulat 
menggerogoti dinding paru-paruku
dan perlahan kau mencabut nyawaku
mati barangkali itu yang kau mau



kaliwungu, 25 agustus 2012/ 10.45 wib

Tubuh Matahari

tubuh matahari di matamu kuning langsat tetiba hadir di rumahku tanpa salam pun pesan kau terus menyediakan angan bagi pertapa yang kensunyi...