: kepada Eno
akulah mawar yang setiap pagi menyapa
dan memberi ruang wangi di jendela kamarmu
kau petik dan kau letakkan aku di pot-pot putihmu
akulah mawar berduri
penjaga matahari dan angin di kelopakmu
kini aku tak peduli dengan guguran daun tanpa makna
yang masih selalu kau jejalkan di telingaku aku tak butuh itu
aku hanya ingin
selalu menari bersama kupu-kupu
yang riang gembira mengitari bunga-bunga
lukaku mawar bersimbah darah
terbakar dan tersayat bersama airmata
aku rapuh bagai ranting yang peluh
tidak!!
aku tak boleh kalah dengan luka ini
aku pasti menang dari sindiran-sindiran angin malam
karena memang awalku adalah sang pemenang
lukaku mawar
namun tetap memberi wangi
di jendela kamar dan menyapamu
di setiap fajar, sayang ...
Pendopo Kabupaten Kendal, 16122012/ 11.00
: Bahrul Ulum A. Malik
akulah mawar yang setiap pagi menyapa
dan memberi ruang wangi di jendela kamarmu
kau petik dan kau letakkan aku di pot-pot putihmu
akulah mawar berduri
penjaga matahari dan angin di kelopakmu
kini aku tak peduli dengan guguran daun tanpa makna
yang masih selalu kau jejalkan di telingaku aku tak butuh itu
aku hanya ingin
selalu menari bersama kupu-kupu
yang riang gembira mengitari bunga-bunga
lukaku mawar bersimbah darah
terbakar dan tersayat bersama airmata
aku rapuh bagai ranting yang peluh
tidak!!
aku tak boleh kalah dengan luka ini
aku pasti menang dari sindiran-sindiran angin malam
karena memang awalku adalah sang pemenang
lukaku mawar
namun tetap memberi wangi
di jendela kamar dan menyapamu
di setiap fajar, sayang ...
Pendopo Kabupaten Kendal, 16122012/ 11.00
: Bahrul Ulum A. Malik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar