Jumat, 04 Mei 2012

Perdamaian dan Prasangka Cinta

Ambisi kekuasaan telah membutakan cinta. Semua dianggap musuh, lawan yang harus ditindas habis-habisan. Salah paham telah menjadi seteru terjadinya perselisihan dalam hidup bermasyarakat, prasangka meracuni sendi-sendi kehidupan.
Menengok film “The Terrorist” yang menceritakan seseorang yang dianggap teroris dan menjadi buronan yang harus dibunuh. Teroris di mata Barat identik dengan Islam -- yang selalu dicurigai geraknya. Menurut mereka teroris  adalah “bom waktu” yang siap meledak dimana dan kapan saja.  Semua hanya prasangka tanpa bukti!!
Pluralisme cinta adalah jalan penyelamatan diri. Ketika semua bisa memahami dan memaknai perbedaan, maka perdamaian akan selalu berpihak pada kita. Toleransi bermasyarakat dalam menghadapi perbedaan agama, keyakinan, dan kepercayaan harus kita junjung bersama, mustahil perdamaian ada tanpa adanya toleransi bersama.
Salam Gusdurian!!
   
[materi disampaikan saat Ngaji 17-an Gusdurian Kendal, 17 April 2012]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tubuh Matahari

tubuh matahari di matamu kuning langsat tetiba hadir di rumahku tanpa salam pun pesan kau terus menyediakan angan bagi pertapa yang kensunyi...