Tembang Pepadhang Kendal |
Semua Jamaah Maiyah
berutang besar kepada Mbah Nun. Dalam refleksi untuk edisi Kenduri Cinta edisi
November 2019 ini, Mbah Nun menyampaikan bahwa:
- Ternyata Maiyah adalah proses
menggali, mencari, menghimpun dan merumuskan kembali ilmu dan pengetahuan
yang diperlukan oleh ummat manusia untuk mencapai kebaikan, kesejahteraan
dan keamanan di antara dan di dalam kehidupan mereka.
- Penghimpunan wacana Maiyah itu
dari level Ilmu Dasar Kehidupan, Asas Kemanusiaan, Filosofi, Ideologi
hingga teknis muatan-muatan Peradaban. Lingkupnya semakin melebar dari
yang sederhana hingga yang sophisticated. Dari yang keseharian
hingga pembidangan ragam ilmu-ilmu. Dari kebudayaan, kesehatan,
pendidikan, ekonomi, politik, pertanian, psikologi, spiritualitas,
manajemen dan apa saja yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Ilmu
dasar itu adalah sesuatu yang fundamental.
- Semakin eksplorasi Maiyah meluas
dan mendalam semakin ditemukan bahwa pandangan-pandangan Maiyah sangat
berbeda, bahkan bertentangan, dari tingkat yang permukaan hingga
substansial. Seakan-akan Maiyah adalah Sekolah Baru untuk menyiapkan dan
menata Peradaban Baru Dunia.
- Tahapnya sekarang Maiyah berpikir
keras bagaimana menerapkan dirinya di tengah atau terhadap tata nilai
Peradaban yang sedang berlangsung pada kehidupan ummat manusia di muka
Bumi. Sejauh yang sudah berlangsung, Maiyah mengalir dan berkembang tidak
sebagai musuh Peradaban Manusia Modern, melainkan sebagai fenomena
nilai-nilai baru yang sangat dibutuhkan oleh dunia.
- Karena Maiyah mengutamakan
kebijaksanaan, di mana kebenaran dan kebaikan tidak dibenturkan atau
dipaksakan, melainkan dibijaksanai — Maiyah sampai hari ini menjadi ruang
publik yang paling merdeka, aman, kreatif dan mengandung kecerahan masa
depan. Maiyah tidak berbenturan dengan pagar-pagar politik global yang
menjebak dan mempersempit kehidupan ummat manusia dengan pemaksaan wacana
seperti radikalisme, fundamentalisme, bahkan potensi jebakan pada idiom
rasisme, pun nasionalisme dst.
- Tidak masalah Maiyah akan terwujud
atau tidak. Tidak menjadi obsesi dan beban apakah Maiyah akan teraplikasi
atau tidak potensinya untuk menjadi Alternatif Peradaban Baru Dunia. Yang
harus dipastikan adalah Masyarakat Maiyah sendiri bekerja total, ikhlas
dan percaya diri mewujudkan nilai-nilainya di “Negeri Maiyah” sendiri.
Inilah akar-akar dari
nilai-nilai Maiyah. Tugas kita adalah untuk membawa mereka dalam kehidupan kita
masing-masing dan untuk mewujudkanya dalam bentuk real dan
substansial. Itu baru sesuatu yang radikal dan fundamental. Jangat takut dengan
radikalisme dan fundamentalisme. Itu adalah sesuatu yang dasar dan positif
dalam konteks Maiyah.
___