sudah sejak lama aku merindukanmu. dari musim kemarau sampai kemarau lagi. rindu ini mengering di gurun aku kehausan. matahari tak memberi ampun sedikitpun. panasnya membakar segala yang terpantulkan oleh api. membakarku penuh pada jilatan-jilatan cahaya.
Langganan:
Postingan (Atom)
Tubuh Matahari
tubuh matahari di matamu kuning langsat tetiba hadir di rumahku tanpa salam pun pesan kau terus menyediakan angan bagi pertapa yang kensunyi...
-
http://pixabay.com/en/age-aged-beverage-bottle-dark-20438/ aku curiga, jangan-jangan kau memang sengaja, memasukkan virus ke dalam bot...
-
Saya bukan sastrawan, kritikus atau pengamat sastra. Kebetulan saja saya suka dengan sastra. Meski sastra kadang membingungkan dan menjadi ...
-
Wiji Thukul (Surakarta, 23 Agusus 1963 - .... ?) Penyair haruslah berjiwa "bebas dan aktif", bebas dalam mencari kebebanar...